Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Followers

Three Cute Cherries
Panda In Chery Martini
RSS

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

jaipongan yukkkk...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mojokerto, minggu 27 november 2011


Terlalu munafik

Selalu aku menutupi rasa ini
Mungkin aku tak mau kau terluka
Tapi hati ini berkata tidak
Untuk kasih sayangmu
              Aku masih menyimpsn dia
              Aku masihmencintainnya
              Sudah kucoba berulang kali
              Tuk mencinta mu
              Tapi ku tak bias berdusta
              Pada perasaan
Mungkin aku terlalu munafik
Mengorbankanmu terluka
Ma`af… aku tak dapat berkata I love U
Ma`af…jika meneteskan air matamu untukku….

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tari Banjar Kemuning. foto

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tari Gambyong Jawa Tengah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Keunikan Tari Pendet

Hmm.. akhirnya saya menemukan topik bagus untuk ditulis. Siapa yang tidak tahu tentang Tari Pendet ? Ah, pasti banyak dari anda yang udah tau bagaimana dan darimana asal tarian unik satu ini. Baru-baru ini muncul klaim dari Malaysia terhadap tarian Pendet, dimana hal tersebut menuai kesedihan keluarga sang pencipta tari pendet di Bali. Saat ini terjadi konfrontasi antara ndonesia dengan Malaysia dikarenakan penggunaan Tari Pendet sebagai ikon negaranya. Sebenarnya siapa sih penciptanya ? Lalu bagaimana sejarahnya ? Mari kita simak bersama-sama…

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura, sebuah tempat ibadat bagi umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Tarian ini diciptakan oleh I Wayan Rindi. Rindi merupakan maestro tari yang dikenal luas sebagai penggubah tari pendet sakral yang bisa di pentaskan di pura setiap upacara keagamaan. Tari pendet juga bisa berfungsi sebagai tari penyambutan. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi “tarian ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius.

Wayan Rindi adalah penekun seni tari yang dikenal karena kemampuannya menggubah tari dan melestarikan seni melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Salah satunya terekam dalam beragam foto semasa hidupnya yang aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari pendet pada keturunan keluarga maupun di luar lingkungan keluarganya. Menurut anak bungsunya, Ketut Sutapa, Wayan Rindi memodifikasi tari pendet sakral menjadi tari pendet penyambutan yang kini diklaim Malaysia. Rindi menciptakan tari pendet ini sekitar tahun 1950. Meski dimodifikasi, namun semua busana dan unsur gerakan tarinya tetap mengacu pada pakem seni Bali yang dikenal khas dan dinamis.



Diyakini bahwa tari Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.

Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.

Tindakan Malaysia yang mengklaim tari pendet sebagai bagian dari budayanya amat disesalkan keluarga Wayan Rindi. Pada masa hidupnya, Wayan Rindi memang tak berfikir untuk mendaftarkan temuannya agar tak ditiru negara lain. Selain belum ada lembaga hak cipta, tari Bali selama ini tidak pernah di patenkan karena kandungan nilai spiritualnya yang luas dan tidak bisa dimonopoli sebagai ciptaan manusia atau bangsa tertentu. Namun dengan adanya kasus ini, Sutapa yang juga dosen tari di Institut Seni Indonesia (ISI) Bali berharap pemerintah mulai mengambil langkah untuk menyelamatkan warisan budaya nasional dari tangan jahil negara lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

NASKAH DRAMA class mate


NASKAH DRAMA PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH BELANDA
LATAR BELAKANG PERJUANGAN 30 DESEMBER 1945 DI MARKAS BESAR BELANDA DI SIDOARJO MELAWAN PASUKAN KAPTEN AMIN

Pemain:
Kapten Amin   = bagus
Kopral Kartiko = rendi
Kopral Dayat   = sobirin
Prajurit Suto    = tulus
Prajurit I          = ria ayudya
Prajurit II         = erin
Prajurit III        =trisa
Surti                 = yolanda
Nanik               = uswatun
Belanda I        = uzzi
Belanda II       = havida
Belanda III     = safiyah
Belanda 4        = anisa



Babak I
(Di suatu tempat depan persembunyian para pejuang di wilayah Porong ada seorang pemuda gelisah seperti menunggu sesuatu)
Amin           =       Lama sekali...sudah 3 hari surat belum juga datang...! Apa Kartiko   tertangkap Belanda..?! Kalau...kalau...kalau sampai tertangkap, serangan ke markas Belanda di Sidoarjao akan gagal..!!
                            (Kapten Amin mondar-mandir sambil clingak-celinguk melihat jalan..)
Amin           =       Edan!! Porong-Sidoarjo 5 dino gak teko-teko...!! sedang Surabaya sudah bertempur habis-habisan...Aku Malu sama bung Tomo...malu sama cak Sarwo...malu sama Kolonel Suryo...! Kenapa disini hanya diam saja...?! gara-gara menunggu mata-mata Belanda kasih kabar..
                            (tiba-tiba...!!)
Kartiko        =       Merdeka..!!!
                            (Muncul seorang pemuda yang berjalan pincang bersimbah darah)
Amin           =       Kopral kenapa kamu...apa yang terjadi...?!!
Kartiko        =       Siap kapten...saya hampir tertangkap Belanda di perbatasan Ketintang sana..,saya dikepung satu kompi!! Tapi akhirnya saya lolos dan sembunyi di rawa-rawa Ketintang sehari semalam dengan luka tembak di kaki saya...!!
Amin           =       Terus, ada pesan apa dari markas besar..?!
Kartiko        =       Bung Tomo hanya pesan; supaya markas kecil dan pos-pos Belanda harus segera dilumpuhkan..karena 10 Nopember  kemarin telah terjadi pertempuran habis-habisan untuk menentukan kemerdekaan!! Sebelum pasukan Belanda pulih kembali, kita secepatnya menggempur terus-menerus..sampai Belanda betui-betul menyerah..!, dan Bung Tomo berpesan; hanya dua pilihan..”Merdeka atau Mati..!!”. oh ya..Kapten ini ada titipan surat dari Surti...
Amin           =       Oh ya...kamu ketemu dimana,,bagaimana keadaannya..?!
Kartiko        =       Siap Kapten... Surti baik-baik saja, surti sedang merawat pasukan kita yang terluka di Jembatan Merah, waktu penyergapan di kompi bantuan timur Belanda yang dijadikan pusat penyimpanan amunisi Nica, dan Surti berpesan supaya Kapten terus berjuang, dan Surti akan setia menanti...cintanya hanya untuk Kapten...^^
Amin           =       Oh ya...mana suratnya? (Kapten Amin membuka surat dan membacannya sambil tersenyum penuh riang gembira..)
Amin           =       Kopral...terimakasih! selain surti mengungkapkan cintanya kepadaku, dia juga ingin bertemu denganku pada tanggal 31 Desember tahun baru...
Kartikio       =       Siap kapten...Temui saja, siapa tahu setelah bertemu akan memberi semangat bertempur..!
Amin           =       Betul Kopral...saya ingat kata-kata Khairil Anwar; bahwa “Perjuangan dididik dan diarahkan oleh perasaan besar yang bernama Cinta...”.
Kartiko        =       Betul Kopral... Cinta adalah kekuatan yang mengalahkan senjata-senjata Nica..!!
Amin           =       Tapi jangan lupa, semuannya juga dari Tuhan yang maha Agung...Tuhan yang Perkasa dan memberi kekuatan pada orang –orang yang menegakkan kebenaran...! Sekarang Kopral cepat begabung, dan siapkan pasukan nanti sehabis Maghrib kita bergerak...arahkan pasukan supaya menyisir di penggiran dan jangan terjebak di tengah kota, sebab mata-mata mereka banyak!! 30 orang dari barat, 30 orang dari timur, dan penyerangan diperkirakan jam 01.00 temgah malam, selagi mereka terlelap..!
Katiko         =       Siap Kapten...dilaksanakan!!
                            ( lampu padam pergantian babak)

Babak II
(Pasukan Republik berangkat dengan semangat membara...Kapten Amin dengan gagah berani memimpin pasukan)
Amin           =       Prajurit Suto...
Suto            =       Siap Kapten...
Amin           =       Antarkan surat ini ke markas Surabaya, bahwa kita malam ini akan bertempur untuk menentukan nasib..kita butuh bantuan pasukan dan tenaga medis!
Suto            =       Siap Kapten...
Amin           =       Pertempuran ini bisa memakan waktu 5 hari, kita akan kerahkan seluruh pasukan. Dan kurir Dayat, segera kabari Kopral Kartiko jangan terburu-buru menyerang!, kita pancing dulu dari depan, dan kemudian serang dari belakang agar mereka benar-benar terjepit..!
Dayat          =       Siap Kapten...
(Kedua orang itu berangkat, dan Kapten Amin meneruskan perjalanan menelusuri jalan yang sepi)

Babak III
(Di ujung jalan markas Belanda, pasukan kapten Amin mengendap menunggu penyerangan)
Amin           =       Prajurit Narto, siapkan senjata!! Nanti ketika tepat lonceng berbunyi jam 01.00 kita mulai penyerangan...sekarang jam 12.45, berarti kurang seperempat jam lagi..!!
Narto          =       Siap Kapten...
(Narto bergegas pergi dan membisiki pasukan untuk bersiap-siap)
(Suasana sepi mencekam..hati semua berdebar-debar menunggu lonceng berbunyi)
Tiba-tiba....
Lonceng berbunyi...Teng...teng...teng...!!!
Amin           =       Serbu....!!! Allaahhuakbar..... Allaahhuakbar.....!!
(Terjadi pertempuran sengit, tembak-menembak, didalam maarkas panik dan alarm dibunyikan..)
Amin           =       Maju...Prajurit!! tembak 3 penjaga di menara..dan kuasai pintu gerbang!!
Prajurit I     =       Siap Kapten...
(Baku tembak terjadi sekitar 2 jam, korban sudah mulai banyak berjatuhan)
Amin           =       Prajurit...jemput pasukan dari Surabaya! Supaya menyerang dari kiri, dan pasukan dibelakang lakukan penyerangan..!
Prajurit II    =       Siap Kapten...
(Baku tembak masih berlangsung, keadaan makin memanas sampai menjelang  subuh)
Kartiko        =       Merdeka!! Kapten, pasukan Surabaya sudah tiba sekitar 20 pasukan tempur dan 16 tenaga medis, nona Surti juga ikut serta..!
Amin           =       Kerahkan pasukan..Tenaga medis dibelakang, pasukan dibagi 4 per-arah..!!
Kartiko        =       Siap Kapten...tadi juga ada relawan dari tentara pelajar sebanyak 25 orang dan warga sipil 30 orang.
Amin           =       Untuk relawan, kerahkan untuk penerobosan pitu depan 30 orang, dan 2 orang di pintu belakang..!
Kartiko        =       Siap Kapten...
(Pertempuran terus berlangsung, dan tiba-tiba...)
Amin           =       Aduh...!! aku tertembak...
Prajurit III   =       Cepat bawa Kapten...dan urus lukanya..!!
Amin           =       Prajurit, komando suruh pegang kopral Kartiko, jangan hiraukan aku..maju terus..!!
Prajurit III   =       Panggil Nona Surti!! Kapten tertembak...dan pasukan dikomandokan Kopral Kartiko!
(Baku tembak terus terjadi dibawah pohon besar, disitu banyak mayat tubuh penuh luka..Kapten Amin tergeletak..!)
Surti            =       Tolong Nanik..ambilkan kapas!!
Nanik          =       Ini Nona...
Surti            =       Tolong bersihkan luka di pahanya..!
Nanik          =       Nona, pendarahannya cukup banyak...!!
Amin           =       Sudah Surti...aku tak perlu ditolong...
Surti            =       Tidak, tidak pahlawanku... kamu harus kuat..! aku tak mau kehilanganmu sebelum Belanda bertekuk lutut dengan kita..!!
(Kapten Amin menitikkan air mata..dan tubuhnya bersimbah darah..)
Amin           =       Sudahlah kekasihku...luka ini tidak sia-sia...perjuangan penuh pengorbanan..! kamu jangan sedih...
Surti            =       Tidak...tidak...kamu tidak boleh mati...!! Negeri ini masih membutuhkanmu..
Amin           =       Kamu salah kekasihku...masih banyak pasukan yang gagah berani...yang siap memperjuangkan jiwa dan raganya..!
Surti            =       Tapi hatiku siapa yang meneisinya....?!
Amin           =       Sudahlah...ini sudah takdir, dan pesanku; Berjuanglah sampai titik darah penghabisan...!! carilah pejuang untukmengganti posisiku...
Surti            =       Tidak....tidak...!!!
Nanik          =       Nona Surti...tubuh Kapten kejang-kejang!
Surti            =       Jangan tinggalkan aku....jangan tinggalkan aku...!!
Amin           =       Allah....hu..Akbarr.....Merdeka....!!
(Sambil mengangkat tangan Kapten Amin menghembuskan nafas terakhirnya...)
Surti            =       (Menangis sambil memangku tubuh Amin..)
Nanik          =       Sabar Nona....ikhlaskan...Kapten meninggalkan kita untuk panggilan Bangsa dan Negara...beliau mati syahid..! membela kebenaran dan menumpas kemungkaran...
Surti            =       Merdekaa...... (teriak dan pingsan)
(Hening dan pertunjukan selesai....)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Blogger news

Lucky Star - Kagami Hiiragi

Advertise Here

Blogroll